
Tegas, punya rencana matang dan niat bekerja, jadwal balap motor Indonesia yakin tepat waktu. Tanpa ini, tetap berantakan. Lupakan 2009 yang punya alibi pemilu DPR dan Presiden. Pada 2010, gak ada alasan, jadwal molor sana-sini. Ayo gotong-royong tepati janji. Ditambah tulus memajukan balap motor Indonesia. Oh...yee... Percaya deh om, bapak dan ibu, dengan jadwal teratur alias tepat, pembalap Indonesia akan jaya. Jaya di dalam negeri, jaya di luar negeri. “Jadwal jadi panduan pembalap bekerja. Kebugaran rider mantap dengan jadwal rutin. Menajemen tim juga sehat, terutama persiapan dana agar sesuai jadwal. Semua event ramai, karena jadwal tepat,” papar Ahmad Jayadi berapi-api ala Jayadi. Jadwal tidak bisa disalahkan pada siapapun. Sejak zaman kuda gigit besi, sampai kuda gigit roti bakar tambah susu dan jahe, tetap saja kusut. Sudah bawaan kuda, eh, Indonesia. Dari sononya jadwal selulu bergulir tersendat, getoo. Makanya Jayadi, mengajak generasi sekarang memperbaikinya. “Jangan sampai generasi kita dicap tidak disiplin. Ayo dong, malu sama generasi selanjutnya,” semangat Jayadi, pembalap senior dan pengasuh Adi Jaya Racing Team. Ayo, yuk, semangat! Merdeka! Iya, merdeka dari jadwal yang berantakan. Semua tunjuk jadwal bikinan IMI biang keroknya. Tentu saja kejurnas. Dalam perjalanannya, event plat merah ini - kan milik IMI - justru sering meleset. Lalu, hantam sana dan sini. Sehingga, jadwal klub event yang termasuk OMR (one make race) di dalamnya ikut-ikutan ancur. Handoko Halim SH, promotor bernaung di Montes’z Sport Club (MSC) beri solusi. Dia tidak menyalahkan, sebab sistem kejurnas apalagi MotoPrix (MP) bukan promotor tunggal. “Secara hukum sulit. Setiap Pengda IMI punya kebijakan masing-masing. Yang masing-masing ini harus punya niat baik. Minimal melesetnya 30 persen. Tahun berikutnya tinggal ditingkatkan presentase melesetnya,” tukas Handoko yang mantan atlet nasional tenis itu. PP IMI lewat Departemen Olahraga PP IMI (DOPI) dan Biro Olahraga Motor PP IMI (BOMPI) berkali-kali berjanji memperbaiki ketepatan jadwal. “Jadwal agenda harus dibereskan. Itu pekerjaan utama,” janji Irawan Sucahyono, Kepala DOPI ketika dia diangkat dua tahun lalu. Ari Batubara, Ketua Umum PP IMI saat dihubungi masih ada urusan. Dia sibuk dengan kelahiran anak pertamanya. Yang jelas, sejak terpilih kedua kalinya, Jadwal jadi agendanya. O.. iya, selamat atas kelahiran anak. Nama sang anak Jilian Alberta Jemina Batubara. Lahir 10 Januari 2010 dari istri Grace Claudia Pieters. Sekali lagi, selamat. Di rapat kerja nasional IMI baru lalu, jadwal banyak disorot. Karenanya, BOMPI punya niat menata ulang jadwal. Terutama dari paparan program kerja BOMPI 2010. Mugkin, BOMPI sadar, jadwal bikin rusak ritme balap motor Indonesia. Event MP akan serentak dibikin pada semua region, contoh kecil program itu. Selama ini, MP setiap region jadwalnya loncat-loncat, sama saja kurang koordinasi. Dengan serentak, memperkecil melesetnya jadwal MP. Juga memperkecil adanya perubahan agenda atau jadwal di tengah jalan. Jadwal MP itu, diadakan setiap minggu pertama dan kedua. “Minggu tiga dan keempat, itu jatah klub event seperti OMR. Dengan begini, mudah menepati jadwal dan mudah-mudahan memperkecil melesetnya. Pengda yang tidak siap langsung ketahuan. Yang gagal, tentu dapat sanksi pada tahun berikutnya,” kata Dyan Dilato, Kepala BOMPI. Dari omongan Dyan, berarti ada kemajuan. Syukur, deh. Namanya niat baik, ya memang harus disyukuri, juga didukung. Paling tidak, telah ada niat untuk mau berubah. Amin... Sanksi macam itu pernah diterapkan. Pengda yang lalai, tahun berikutnya tidak diberi jadwal. Namun, jadwal tetap saja sama. Iya, sama rusaknya. Lagian, “Tahun ini banyak aturan baru dan kelas baru. Harus lebih tegas lagi. Gak papa, event sedikit tapi bermutu dan tepat waktu,” tambah Jayadi lagi, seolah mewakili komunitas tim dan pembalap. Faryd Sungkar setuju dengan program jadwal dari BOMPI. Asal, tegas dan disiplin, program itu bisa jalan. “Ketegasannya harus tanpa pandang bulu. Selama ini kan banyak toleransi. Dari sini, jadwal jadi kusut,” cocor Faryd yang bernaung di FR Action Events yang langganan bikin event road race wah itu. Begini, jika Pengda dan promotor tidak mampu menempati janji, sebaiknya tanggal itu dilewati. “Eventnya dianggap hangus. Jangan menunggu lagi sampai promotor ingkar janji itu siap dapat sponsor. Model itu, jangan dipakai lagi. Untuk itu, Pengda yang meminta jadwal, harus ditagih PP IMI fee eventnya. Supaya mereka juga ikut bertanggung jawab. Lokasi boleh berubah, tapi tanggal jangan sampai. Itu kuncinya,” tambah Faryd yang tetap berkumis lebat itu. Didukung Ari Wibisono dari Motorsport Departemen, PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI). Katanya, program boleh-boleh saja. Tapi, “Utamakan program perencanaan yang matang. Kiat ini hanya promotor serius dan profesional yang mampu menjalankannya. Tanpa itu, sama saja,” pungkas Wibisono. Penulis/Foto : Miolo/Dok. MOTOR Plus |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar